10 Bandara Di Indonesia Dengan Lintasan Pacu Terpanjang
Landasan
pacu (runway) adalah bagian yang paling vital dari sebuah bandara.
Panjang landasan tiap bandara beragam yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Indonesia sendiri memiliki beberapa bandara Internasional dengan
landasan pacu yang cukup panjang. Hingga kini, bandara Hang Nadim dengan
panjang runway 4,025 meter, masih merupakan bandara dengan landasan
pacu terpanjang di Indonesia. Namun nantinya, pada tahun 2012, Hang
Nadim akan menempati posisi kedua saat bandara Kuala Namu di Medan mulai
beroperasi dengan landasan pacu sepanjang 4.450 meter. Wah panjang amat
yah! Buat bandingan saja, saat ini bandara dengan runway terpanjang di
dunia adalah Qamdo Bangda Airport (RRC) yang memiliki panjang runway
5,500 meter! Nah,
Nah Berikut ini adalah 10 Bandara dengan Lintasan Pacu Terpanjang Di Indonesia
Wah ini adalah bandara di mana saya tinggal, Bandara dengan kode penerbangan BTH ini
merupakan bandara dengan landasan pacu terpanjang di Indonesia.
Beroperasi di tahun 1965 dan sejak 1994 mulai melayani melayani
penerbangan internasional. Dengan landasan pacu sepanjang 4,025 meter,
Hang Nadim mengalahkan panjang runway bandara lain, tidak hanya bandara
Soekarno-Hatta (3,660 m) tapi juga bandara internasional negara lainnya
seperti Changi (4,000 m) di Singapura atau Narita (4,000 m) di Jepang. Banda ini juga merupakan bandara tersibuk di Indonesia.
2. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Banda dengan kode Penerbangan CGK ini biasa juga disebut Soetta. Terletak sekitar 20 km
barat Jakarta, di Kabupaten Tangerang, Banten. Operasinya dimulai pada
1985, menggantikan Bandar Udara Kemayoran (penerbangan domestik) di
Jakarta Pusat, dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Bandar Udara
Kemayoran telah ditutup, sementara Bandar Udara Halim Perdanakusuma
masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2
dibuka pada tahun 1992. Bandara ini memiliki luas 18 km², memiliki dua
landasan paralel yang dipisahkan oleh dua taxiway sepanjang 2,400 m.
Bandara yang dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu ini merupakan
bandara terbesar di Indonesia.
3. Bandar Udara Frans Kaisiepo.
Bandara ini adalah bandar
udara yang terletak di Kecamatan Biak Kota, Kabupaten Biak Numfor,
Papua. Bandara ini menjadi pusat penerbangan pada masa penjajahan
Belanda di Indonesia dan pada masa pembebasan Irian Barat. Landasan pacu
yang digunakan masih digunakan saat ini merupakan peninggalan Belanda
yang dibangun pada masa Perang Dunia II. Saat ini, bandara ini dikelola
oleh PT Angkasa Pura I. Bandara ini menempati posisi ketiga sebagai
bandara dengan landasan pacu terpanjang di Indonesia.
4 Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin.
Bandara ini Terletak 30 km dari Kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan. Meskipun
berstatus bandara internasional, sejak 28 Oktober 2006 hingga Juli 2008
sempat tidak ada rute internasional kecuali penerbangan haji setelah
rute internasional terakhir Hasanuddin, Makassar-Singapura ditutup
Garuda Indonesia karena merugi. Sebelumnya, Silk Air dan Malaysia
Airlines telah terlebih dahulu menutup jalur internasional mereka ke
Hasanuddin. Air Asia membuka kembali rute Makassar-Kuala Lumpur mulai 25
Juli 2008.
5. Bandara Internasional Ngurah Rai.
Nama
bandara ini diambil dari nama I Gusti Ngurah Rai, seorang pahlawan
Indonesia dari Bali. Bali merupakan destinasi utama wisata Indonesia,
sehingga bandara ini juga dipadati penerbangan dengan tujuan ke berbagai
negara lain. Bandara berkode DPS ini dikenal juga sebagai Denpasar
International Airport. Terletak di sebelah selatan Bali, tepatnya di
daerah Tuban, Kuta, sekitar 13 km dari Denpasar. Bandara ini adalah
bandara terbesar kedua setelah bandara Soekarno-Hatta. Desain arsitektur
Bali mewarnai terminal bandara.
6. Bandar Udara Internasional Juanda .
Bandara
yang melayani Surabaya, Jawa Timur dan sekitarnya ini, terletak di
Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan kota Surabaya.
Memiliki luas sebesar 51 ribu m², atau sekitar dua kali lipat dibanding
terminal lama yang hanya 28 ribu m². Bandara baru ini juga dilengkapi
dengan fasilitas lahan parkir seluas 29 ribu m² yang mampu menampung
lebih dari 3.000 kendaraan. Bandara ini diperkirakan mampu menampung 6
juta hingga 8 juta penumpang per tahun dan 120.000 ton kargo/tahun.
Bandara Juanda merupakan bandara terbesar ketiga di Indonesia setelah
Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai.
7. Bandara Internasional Polonia
Kata
‘Polonia’ merupakan kata dalam bahasa Latin yang artinya ‘Polandia’.
Sebelum menjadi bandar udara, kawasan tersebut merupakan lahan
perkebunan milik orang Polandia bernama Baron Michalsky. Tahun 1872 dia
mendapat konsesi dari Pemerintah Belanda untuk membuka perkebunan
tembakau di daerah Medan. Kemudian dia menamakan daerah
itu dengan nama Polonia, nama negeri kelahirannya. Bandara yang
berkode MES mempunyai luas sebesar 144 hektar. Dihitung dari jumlah arus
penumpang, Polonia adalah bandara terbesar ke-4 di Indonesia setelah
Soekarno-Hatta, Ngurah Rai dan Juanda. Dari tahun ke tahun arus
penumpang cenderung mengalami peningkatan hingga 20 persen. Karena
letaknya yang sangat dekat dengan pusat kota, yaitu sekitar 2 km,
mengakibatkan bangunan-bangunan di Medan dibatasi tingginya. Selain itu,
bandara ini juga diperkirakan sudah atau hampir melebihi kapasitasnya.
Menurut rencana, pada tahun 2012 bandara Medan akan dipindahkan ke Kuala
Namu, di Kabupaten Deli Serdang.
8. Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
Bandara dengan kode penerbangan PLM ini terletak di wilayah KM.10
Kecamatan Sukarame. Namanya ini diambil dari nama Sultan Mahmud
Badaruddin II (1767-1862), seorang pahlawan daerah yang pernah memimpin
Kesultanan Palembang Darussalam. Bandara ini telah resmi menjadi bandara
bertaraf internasional dan bisa didarati oleh pesawat yang berbadan
besar pada 1 Januari 1970. Pengembangan bandara tersebut mulai dilakukan
pada 1 Januari 1990 dengan total biaya Rp367 Milyar. Saat ini bandara
dapat didarati pesawat Airbus A330 dan sejenisnya serta Boeing 747 .
Setelah itu akan ada pembangunan jalan tol Indralaya-Palembang-Bandara
Sultan Mahmud Badarudin II untuk mempermudah akses ke Bandara.
9. Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda
Bandara yang melayani Banda Aceh dengan kode BT terletak di wilayah
Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Bandara
ini dikelola oleh PT Angkasa Pura II untuk melayani rute domestik dan
internasional. Saat ini sudah ada dua penerbangan internasional, yaitu
Air Asia ke Kuala Lumpur dan Firefly ke Penang. Bandara ini juga pernah
difungsikan sebagai basis pengiriman obat-obatan sesudah Gempa bumi
Samudera Hindia 2004, yang hilir mudik dari berbagai wilayah di Dunia,
kepada para pengungsi yang terisolir di berbagai wilayah yang dihantam
Tsunami di Aceh.
10. Bandara Minangkabau – Padang
Bandara
berkode PDG ini mulai dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005
menggantikan Bandara Tabing. Memiliki luas total 4.27 km² dengan satu
bangunan terminal untuk penerbangan Internasional dan domestik. Diberi
nama Minangkabau sesuai dengan nama suku yang mendiami provinsi ini, dan
merupakan bandar udara pertama di dunia yang memiliki nama sebuah suku
atau etnis. Bandara ini berada di daerah Ketaping, Kabupaten Padang
Pariaman dan berjarak kurang lebih 19 km dari pusat kota Padang. Bandar
udara ini dibangun dengan arsitektur Minangkabau. Dengan landasan pacu
sepanjang 2,750 meter, bandara ini berada di posisi ke- 10.
Gemana Sob Apakah Pernah Mendarat Atau Bandara ini berada di Kota anda ?
Gemana Sob Apakah Pernah Mendarat Atau Bandara ini berada di Kota anda ?
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar